oke, cerita bermula disini, dekelas gua lagi sibuk mikirin calon-calon siapa aja yang ngewakilin kelas kita di lomba itu. nama-nama calon udah ditangan tinggal dikasih sama panitia. dan yang penting bagi gua ternyata nama gua ada disitu mewakili kelas 7.1 untuk lomba MC. wewww, gua seneng dsitu ternyata temen-temen gua mempercayakan gua untuk mewakili kelas ditingkat sekolah , gua bangga terharu sedih
tapi lombanya itu besok dan gua sangat optimis untuk lomba besok. dirumah setelah gua pulang sekolah, gua udah ngebayangin apa yang terjadi besok pada saat lomba. dan yang gua pikirkan bukannya besok harus nyiapin apa, tapi yang gua pikirkan pada waktu itu adalah "besok nama kelas gua disebut sebagai pemenang, terus gua maju kedepan, temen-temen gua bangga sama gua, padahal persiapan lomba sangat sempit". mungkin pemikiran itu bukan aja optimis tapi sudah melewati batas kenormlan dalam beroptimis.
oke setelah sesorean gua mikirin lomba besok. mungkin tepatnya "sesorean gua mengkhayal tentang lomba besok".. akhirnya yang ditunggu-tunggu datang, ya lomba itu pun tiba.
diumumkanlah tempat lomba-lomba tersebut. waktu itu lomba mc ada dikelas 3.1. dengan yakinnya gua melangkahkan kaki menuju kelas itu bersama rekan mc gua tentunya, panggil aja aci. diperjalannan kita lagi berhayal buat lomba nanti, dengan semangat gua yang menggebu-gebu tentunya. ditengah pembicaraan gua yang menggebu-gebu yang gua potong untuk menghela napas, tiba-tiba aci ngomong "lu kenapa si kayanya semangat banget sama lombanya, biasa aja kali". [jegerrrrr, jjegeerrr] disitu gua malu tiga perempat idup, ternyata betapa mencoloknya raut wajah gua yang menampilkan kebahagiaan untuk mengikuti lomba antar kelas itu. dengan so santainya, gua jawab "ahhh ngga biasa aja". sejenak gua pun bagaikan seorang yang sedang bahagianya naik tornado, tiba-tiba tornadonya mati.
okeh dengan malu-malu empus gua masuk kelas 3.1 itu,, gua ambil duduk disamping temen gua dari kelas lain. gua berusaha santai, gua liat samping gua dia bawa kertas, gua tengok kebelakang bawa kertas, ke samping kanan bawa kertas, kesamping kiri bawa kertas. dan setelah gua teliti dengan seksama dan tempo sesingkat-singkatnya, ternyata semua peserta lomba pada bawa kertas. yaa, kertas bukan sembarang kertas. kertas yang berisikan materi untuk lomba mc ini. [jeegerrjeegerr] muka gua mulai kebingungan. gimana ngga, jangankan materi buat lomba kertasnya aja gua ama aci ga ada yang bawa. yang kita bawa hanya pulpen, dan pulpennya pun dalam masa-masa kritis. ini sangat bagus.
dengan kebanyakkan mikir tanpa hasil akhirnya gua pindh duduk kesamping aci. gua sampaikan keluh kesah gua pada saat itu. akhirnya aci mengerti, lalu dengan secepat ojek tangan gua ama aci langsung mencari sesuatu di laci meja. ternyata lacinya lebih kaya dibanding negeri kita indonesia. di laci itu ada :
1. chiki
2. somay
3. permen
4. es
itu semua dalam bentuk sampah plastik, hasilnya nihil yang kita cari ga ada disitu. oke mata kita berkeliyaran kemana-mana, tanya ketemen yang kita kenal ga ada yang bawa. gua sendiri masih tetep konsisten mencari benda itu dilaci meja. dan akhirnya ALLAH masih melindungi kita untuk tetap berada di lomba itu, hhahahaha. iyaap benda yang kita cari ada, yaitu kertas.
dengan ide yang sangat pas-pasan, akhirnya gua tuangkan apa yang mao kita sampaikan. . sumpah gua mentok, dan gua teringat sama acara di RCTI yang hostnya Jeremy thomas, nama acaranya DELAPAN. gua lupa kepanjangannya apa.. oke karna pikiran udah susah di ajak berfikir, akhirnya kita putuskan untuk mengambil nama DELAPAN sebagai acara yang akan kita bawakan pada lomba itu. dengan kepanjangan "Deretan SMP-SMP Terdepan" agak maksa, tapi bagi kita itu ga penting, yang penting materi selesai.
tiga guru yang sebagai juri masuk ke kelas, dan materi kita masih belum selesai. kita masih sibuk membicarakan kosep apa aja yang bakal kita lakuin didepan nanti. juri itu menyampaikan apa yang harus ia sampaikan tapi kurang gua pedulikan. ditengah-tengah juri berbicara tentang nomor urut. nomor urut yang bagi sebagian anak sangat keramat, apalagi bagi gua dan aci yang belom mempersiapkan apa-apa. disitu kita punya 2 kabar, 1 kabar baik, dan sudah pasti 1 lagi kabar buruk. kabar baiknya,,, juri itu berbicara sangat lama, membuat waktu kita untuk membuat materi lebih lama. dan kabar buruknya kelas kita dapet nomor urut 5. sangat awal bagi kita. kita udah ga bisa konsen lagi disitu.
gua sama aci berusaha tenang, kita liat yang tampil dari nomor urut satu sampai tiga. [dengdeng] ada satu hal lagi yang bikin kita makin siyok, (mungkin yang siyok gua aja), semua peserta membawakan acara yang lumayan formal. semacam acara maulid, 17an, dan semacamnya lahh. dan kita berdua akan membawakan acara yang kita sendiri ga ngerti itu acara apa. okee, disitu gua berusaha buat menenangkan diri. berusaha tenang, dan gua bilang ke aci "ci ko acaranya pada resmi-resmi ya??? lahh kita acara apa tau.. ah biarin ah kita menampilkanyang beda".
Oke gua masih berusaha buat menghibur diri dengan pertanyaan-pertanyaan yanggua buat dan gua jawab sendiri. Disini gua masih punya harapan sama pesertanomor 4. Dalam hati gua berdoa biar peserta yang ke 4 ini sama sesaatnya kaya gua dan aci. Peserta nomor 4maju, gua perhatiin mereka,, semakin gua perhatikan, gua terus focus memperhatikan. Ternyata seleting celana yang cowok turun. Okeh ternyata warna merah. Lupakan?. Gua masih memperhatikan mereka sekaligus retleting si cowok yang turun, ya karna pemandangan itu jelas ada didepan mata gua. Mau ngga mau pemandangan yang kurang enak buat dipandang itu gua pandang. Gua berusaha kasih tau tapi ternyata si cowok sangat semangat dan fkus sama lombanya. Okelah biarin lebih baik gua mempersiapkan penampilan gua.
Sumpah retsleting celana si cowok bikin gua lupa sama tujuan utama gua merhatiin mereka. Jujur gua ga tega melihatnya, tapi si cowok itu sangat semangat dan tidak memperhatikan tangan gua yang lagi nunjuk-nunjuk celananya. Dan rekan MCnya yang cewek juga ga ngeliat tangan gua yang tetep konsisten nunjuk-nunjuk.
Balik ke tujuan utama gua memperhatikan mereka. Ternyata acra yang mereka sampaikan hampir sama dengan kita, konsep mereka lebih kaya planet remaja. Oke gua lebih tenang sekarang, seengganya kalau acara kita salah nantinya kita udah punya temen salah. Ada temen dari kelas laen buat malu, hhahahaha.
Penampilan mereka selesai, lalu mereka mendapat tepuk tangan ynag cukup meriah dari ketiga dewan juri kita yang ketiganya adalah wanita. Padahal acara yang mereka sampaikan biasa aja, lebih baik acara gua (menghibur diri). Apa mungkin karna mereka mendapat tambahandari retsleting si cowok yang turun. Terlintas dipikiran gua untuk mengikuti jejak si cowok. Pemikiran polos, semua itu gua lakukan demi kelas gua? Tapi tenang pada saat itu gua masih cukup waras. Gua urungkan niat itu. Walau dalam hati gua masih pengen bereksperimen dengan hal itu. Resiko terlalu besar.
"selanjutnya peserta nomor lima" kata salah satu juri. Oke dengan yakinnya gua maju. Gua kira aci bakal males-malesan, tapi ternyata ngga. Dia ga kalah semangat sama gua. Akhirnya kita udah didepan kelas. Sumpah demi sandal jepit di mushola gua bingung harus ngapain,, tapi aci ternyata lebih ngerti dari gua. Acara DELAPAN-pun aci yang buka. Oke dialognya kurang lebih kaya gini.
(A=Aci, G=Gua, K=Kita)
A : Assalamualaikum warohmatuwlohi wabarokatuh.
G : waalaikumsalam warohmatuwlohi wabarokatuh [ini otomatis gua jawab, daripada gua diem]
A : ketemu lagi sama kita di DELAPAN
K : deretan SMP-SMP terdepan.
G : oke disini kita punya delapan nama-nama SMP yang akan unjuk kebolehan. Lalu dari delapan itu kita akan memilih 3 terbaik.
A : inilah kedelapan SMP itu.
[ceritanya tayangan-tayangan nama-nama SMPnya, kita diem sesaat]
*krikk-krikk-krikk,, penonton dan juri bingung.
A : sekarang kita punya 3 nama SMP terbaik sesuai peringkat.
G : di peringkat ketga ada SMPN 56 Jakarta
[tayangan lagi, kita diem lagi, pennton dan juripun b bingung lagi]
G : itulah tadi penampilan dari SMPN 56 Jakarta
(gua dan aci tepuk tangan, tapi penonton diem),
G: mereka menampilkan band, dance, teater.
A: selain itu juga ada chears, dan masih banyak lagi.
Kurang lebih seperti itulah dialog garing kita waktu jadi MC. Selanjutnya di peringkat kedua kita nyebutin SMPN 20 Bandung, dan di peringkat pertama sekolah kita tentunya SMPN 11 Depok. Jujur sekolah yang di Jakarta sama di Bandung itu gua ga tau ada apa ngga. Ngasal seutuhnya. Gua dan aci masih semangat membawakan acara itu, tapi respon dari penonton sama juri biasa aja. Pikiran itu terlintas lagi dipikiran gua. Apa gua harus melakukan tindakan ekstrim itu agar mendapat sambutan yang baik. Mungkin akan gua lakuin,, tapi akhirnya disini otak gua berfungsi dengan baik. Sudah bulat tekad gua untuk mengurungkan niat gua untuk menurunkan retsleting celana gua secara sporadis. Karna otak gua yang baru bekerja lagi setelah hibernasi ini berkata. "ngapain lo nurunin retsleting celana lo hanya untuk mendapat tepuk tangan ?? apakah nilai dari dewan juri berdasarkan tepuk tangan. Oke kalo misalnya nilai lo bagus nantinya, tapi kalo lo kalah". Otak gua benar, gua urungkan niat gua itu.
Akhirnya kita selesai dengan tepuk tangan yang lumayan maksa dari penonton dan juri. tanpa menurunkan retsleting pastinya. Tapi gua bersyukur, karena mereka masih mau maksain buat tepuk tangan demi kita. Mungkin mereka kagum sama kita, atau karena mereka kasian sama kita. Karna setelah selesai kita salam, gua menampilkan wajah yang cukup atau bahkan sangat memelas. Jadi mungkin mereka iba melihat wajah gua. Oke ini semua hanya mereka dan ALLAH yang tau.
Lomba telah selesai, pengumuman pemenang hari senin depan, sekalian upacara katanya. Oke disini seperti biasa gua telah melewati batas keoptimisan. Gua yakin bisa mendapatkan juara 3, padahal jika kalian liat dari cerita gua sebelumnya, sepertinya hal itu mustahil. Mngkin bgaikan ucok baba yang pengen ikut NBA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar